Konsekuensi manusia terhadap anugrah kehidupan yang diberikan oleh Allah swt adalah untuk dapat menjalankan tugas pokok kemanusiaannya sebagai Abdullah dan sebagai Khalifah. Tugas Abdullah dilakukan dengan menggunakan aproach methode al-Zikir dengan menjalin hubungan vertikal kepada Allah swt. Hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk Ibadah Khas seperti Ibadah shalat, puasa, Haji bagi yang mampu. Di samping itu Tugas Kekhalifaan dilakukan dengan menngunakan aproach methode al-fikr terhadap alam semesta termasuk diri manusia itu sendiri yang diwujudkan dalam bentuk muamalah.
Kedua tanggung jawab dan amanah tersebut menjadi sangat berat sesunguhnya untuk di jalankan oleh umat manusia. Terkadang kita dipojokkan pada sistuasi dimana kita sudah tidak kuasa untuk menjalankan amanah tersebut. Bukankah Allah telah memberikan peringatan betapa seluruh makhluk ciptaan Allah tidak kuasa menanggung amanah ketika ditawarkan kepadanya, tetapi manusia justru menerimanya. Ini menjadi pertanda bahwa amanah tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijalankan. Dibutuhkan potensi besar yang di optimalkan untuk menjalankannya. Tapi Ingat! bukankah Allah SWT telah membekali manusia dengan potensi akal, Qalbu dan Nafs (raga) untuk menjalankan amanah itu.
Jika demikian, maka bukanlah manusia tempat yang tepat untuk berputus asa dan kalah dalam menjalankan amanah yang diterimanya. Jika seseorang telah menyatakan diri berimana kepada Allah dengan sungguh-sungguh maka amanah itu pastilah dapat ditunaikannya. Jikapun pada akhirnya Allah memberikan berbagai ujian dan cobaan yang sangat berat, tidak boleh menjadikan kita lemah dan berputus asa. Jika kita kalah, maka kita tidak termasuk golongan hamba Allah yang istiqamah menjalankan amanah tersebut.
Teringat satu hadits Nabiullah Muhammad saw bahwa: "Janganlah ada orang yang menginginkan mati karena kesusahan yang dideritanya. Apabila harus melakukannya hendaklah dia cukup berkata, "Ya Allah, tetap hidupkan aku selama kehidupan itu baik bagiku dan wafatkanlah aku jika kematian baik untukku." (HR. Bukhari)
Semogalah kita tidak pernah berputus asa hanya karena Allah SWT menguji kita dengan sangat sedikit. Wallahu a'lam bis showab.
by; uak, Tuesday, June 30, 2009 at 7:07pm
Kedua tanggung jawab dan amanah tersebut menjadi sangat berat sesunguhnya untuk di jalankan oleh umat manusia. Terkadang kita dipojokkan pada sistuasi dimana kita sudah tidak kuasa untuk menjalankan amanah tersebut. Bukankah Allah telah memberikan peringatan betapa seluruh makhluk ciptaan Allah tidak kuasa menanggung amanah ketika ditawarkan kepadanya, tetapi manusia justru menerimanya. Ini menjadi pertanda bahwa amanah tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijalankan. Dibutuhkan potensi besar yang di optimalkan untuk menjalankannya. Tapi Ingat! bukankah Allah SWT telah membekali manusia dengan potensi akal, Qalbu dan Nafs (raga) untuk menjalankan amanah itu.
Jika demikian, maka bukanlah manusia tempat yang tepat untuk berputus asa dan kalah dalam menjalankan amanah yang diterimanya. Jika seseorang telah menyatakan diri berimana kepada Allah dengan sungguh-sungguh maka amanah itu pastilah dapat ditunaikannya. Jikapun pada akhirnya Allah memberikan berbagai ujian dan cobaan yang sangat berat, tidak boleh menjadikan kita lemah dan berputus asa. Jika kita kalah, maka kita tidak termasuk golongan hamba Allah yang istiqamah menjalankan amanah tersebut.
Teringat satu hadits Nabiullah Muhammad saw bahwa: "Janganlah ada orang yang menginginkan mati karena kesusahan yang dideritanya. Apabila harus melakukannya hendaklah dia cukup berkata, "Ya Allah, tetap hidupkan aku selama kehidupan itu baik bagiku dan wafatkanlah aku jika kematian baik untukku." (HR. Bukhari)
Semogalah kita tidak pernah berputus asa hanya karena Allah SWT menguji kita dengan sangat sedikit. Wallahu a'lam bis showab.
by; uak, Tuesday, June 30, 2009 at 7:07pm
0 comments:
Posting Komentar